Aku lapar...
Beratus-ratus tahun lamanya tak ku hadiri majlis ta'lim.
Aku haus...
Hari ini, jam ini, menit ini, detik ini
tak satu pun huruf ku pelototi.
Tolong.. Tolong.. Tolong..
Tubuhku mau meledak, kepalaku mau hancur, isinya berhamburan.
Ku butuh sumpalan kertas
Jinakkan bom waktu, ulur kembali waktu
Aku mau hidup.. aku mau hidup..
hidup di atas kertas, menari bebas, tertawa lepas.
Ayo terus berlari,
Susuri huruf berdiri tegap, indah..
Jangan takut lesu, jangan takut lapar, jangan takut haus.
Istirahatlah di atas kasur titiknya.
Rebahkan penatmu di samping telaga spasinya.
Minum telaga susu, makan ikan berudu
Setetes airnya hilangkan hausmu seabad.
Secuil ekornya tegakkan badanmu seribu tahun.
Lompatlah di atas huruf itu...
Kamu akan hidup selama beribu-ribu tahun.
Muhammad Adib Mawardi
Mas Adib, kata-katanya puitis sekali. Betul juga, kalau kebosanan melanda, kita jadi nglokro, tidak bersemangat, jalan keluarnya adalah mencurahkan semua uneg-uneg, isi hati, ide dan gagasan di atas kertas. Huruf-huruf pun menari-nari. Kalimat demi kalimat berlompatan....Ah, gairah dan semangat terpacu kembali. Andrenalin, detak jantung, kembali berderak.... Okre kawan, tetap semangat, maju terus pantang mundur.
ReplyDeleteSalam kompak:
Obyektif Cyber Magazine
(obyektif.com)